Kota Sawahlunto terus menggeliat, bergerak maju "menjadi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya di Tahun 2020". Banyak peninggalan sejarah kolonial zaman penjajahan Belanda. Peninggalan sejarah ini menjadi aset penting kota dengan semboyan “Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung”. Tak heran bila banyak wisatawan, terutama dari Belanda yang datang untuk tinggal 3 atau 4 hari hanya untuk sekedar ingin menapaktilasi cerita orangtua atau kakek neneknya dahulu. "Dengan peninggalan seperti itu kita ingin menciptakan Sawahlunto sebagai "Belanda Kecil" (Little Dutch), ujar Walikota Sawahlunto, Ir.H. Amran Nur. Amran Nur dihadapkan pada realitas Sawahlunto yang memburuk sampai-sampai orang Sumatera Barat menyebutnya kota hantu.
Sawahlunto pada awalnya tumbuh menjadi kota karena keberadaan penambangan batubara dan perannya akan terus menurun dengan akan berakhirnya penambangan batu bara yang sejak dulu terletak di bawah permukaan tanah. Sehingga untuk eksplorasi batu bara diperlukan terowongan-terowongan untuk menggalinya, berbeda dengan batu bara yang ada di Kalimantan yang berada dipermukaan tanah. Produksi tambang batubara andalah keberadaan kota Sawahlunto sejak 115 tahun lalu, tetapi sekarang sudah sangat menurun.
Berangkat dari persoalan tersebut Ir. H. Amran Nur dengan berbekal pada sejarah panjang Sawahlunto di Sumatera Barat jaman dahulu. Banyaknya aset peninggalan jaman Belanda yang memiliki nilai sejarah tinggi di kota ini. Sehingga pemerintah Kota Sawahlunto berupaya menjadikannya sebagai sarana daya tarik wisata.
“Hal ini bukan bermaksud mengembalikan dendam dan kebencian tetapi untuk kembali membangkitkan kebersamaan dan kemanusiaan sekaligus mengangkat serta mempercepat pembangunan di Sawahlunto” Jelas Amran Nur.
Kerangka pikir seperti itulah yang ia kembangkan. Karena menurutnya “Ciri karakter, kepribadian atau identitas sebuah kota tercermin melalui dimensi yang dilaluinya yang dinyatakan melalui bukti sejarahnya dalam bentuk situs, monumen, bangunan, desa, kampong serta kota atau bagian kota yang bernilai sejarah”. Amran Nur telah berhasil melakukan metamorfosis kota hantu itu menjadi living museum. Bukan hanya gedung-gedung peninggalan penjajah Belanda yang direnovasi secara bertahap, tapi juga bangunan bekas pertambangan, menara-menara, terowongan yang menuju tambang bawah tanah. Berbagai alat produksi dan pengolahan batu bara sisa ombilin dulu juga ikut didandani.
Pemerintah kota Sawahlunto melakukan berbagai konservasi hampir seluruh bangunan tua disana. Bahkan reruntuhan bekas tambang tidak dianggap perusak pemandangan, tapi dijadikan "monumen". Langkah ini yang membedakan Sawahlunto dengan kota lain yang malah meratakan dengan tanah bangunan tua bersejarah.
“Kami juga memanfaatkan bekas stasiun jaman Belanda menjadi Museum Kereta Api Heritage Tourism.” Jelas Gusrial, Kepala Dinas Pariwisata Sawahlunto sembari menemani kami meninjau sarana di museum itu. Rel-rel kereta api dan bangunan tua itu terlihat terawat dengan baik. Stasiun Kereta Api Kota Sawahlunto adalah salah satu museum kereta api ke-2 di Indonesia setelah Ambarawa.
Tak hanya itu, Pemerintah Kota Sawahlunto memugar bekas gudang ransum dan dapur umum tambang di daerah air dingin. Gusrial menjelaskan bahwa bangunan ini dulunya adalah tempat masak untuk makan ribuan kuli tambang yang disebut "orang rantai". Museum ini dinamakan Museum Goedang Ransoem.
Kita harus memberikan apresiasi tinggi bahwa ditangan Amran Nur kota Sawahlunto kini telah menjadi museum hidup yang menyenangkan. Bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda dan juga gua-gua bekas tambang batubara dibuka untuk wisata umum. Tak heran, sekarang Sawahlunto menjadi salah satu kota tujuan wisata utama di Sumatera Barat. Tentu saja sarana rekreasi massal juga dikembangkan oleh Amran Nur. Perhatikan, dia mulai dari membangun Water Boom di Pemandian Air Dingin Desa Muaro Kalaban, Dream Land, renovasi rumah masyarakat cagar budaya, arena motorcross dan juga arena pacuan kuda yang sudah bisa dipergunakan sebagai pacuan tingkat Nasional. Disamping pacuan kuda sekarang sudah berdiri megah Taman Safari yang menyimpan beranega ragam keanggunan satwa Indonesia.
Dengan perubahan-perubahan nyata Kota Sawahlunto, Amran Nur sepertinya ingin mewujudkan tentang Sawahlunto, tentang Sumatera Barat, tentang Indonesia dalam perjalanan kesejarahan. Karena menurutnya, “Potensi Kota Sawahlunto adalah pada aset sejarah dan budaya yang multietnis, bahkan dapat dikatakan sebagai suatu aset terpenting yang membentuk karekteristik utama sosial-ekonomi masyarakat Sawahlunto. Aset budaya ini bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat sebagai suatu warisan budaya semata, namun dapat juga dimanfaatkan sebagai aset pariwisata misalnya, ataupun hal-hal lain yang memberi manfaat ekonomis cukup tinggi.” katanya.
Lubang Mbah Suro sebagai salah satu museum telah dibuka untuk umum, meskipun baru sebagian lorong karena masalah keamanan. Sebelum masuk ke lubang Mbah Suro, para wisatawan musti memasuki Info Box, disitu bisa melihat foto-foto bersejarah tentang keberadaan lubang ini dan kota Sawahlunto lengkap dengan aktifitas dimasa penjajahan. Di Info Box ini juga para wisatawan dibekali dengan sepatu lars dan helm pelindung kepala yang wajib dipakai sebelum masuk ke lubang.
Konon, menurut Gusrial, lubang ini berada dibawah-bawah bangunan-bangunan tua di seantero kota Sawahlunto. Jadi bila semua lubang dibuka bila diukur bisa belasan kilometer untuk menjangkau dari ujung ke ujung. Lubang Mbah Suro ini berpotensi lebih terkenal dibandingkan dengan lubang Jepang di Bukittinggi, selain karena umurnya yang lebih tua, Lubang Mbah Suro memiliki memori yang lebih kental untuk mengenang sejarah "Orang Rantai". Orang-orang tawanan perang jaman penjajahan Belanda yang menjalani hukuman sebagai kuli tambang batubara. “Dengan aset peninggalan itu, kita lebih menghayati arti kemerdekaan bangsa Indonesia.
Apalagi yang bekerja di tambang batubara waktu itu adalah orang-orang hukuman (orang-orang rantai) dari berbagai suku di Indonesia. Sisa-sisa kebudayaan masih ada di sini. Sawahlunto itu miniatur Indonesia," kata Amran Nur, menjelaskan.
Memang, sejarah "Orang rantai" tak akan bisa dilepaskan dari sejarah Sawahlunto. Merekalah para terpidana pemerintah kolonial Belanda yang dipaksa bekerja pekerja tambang batu bara. Orang-orang pekerja paksa itu nyaris tak pernah lepas dari rantai besi, mereka terus bekerja tanpa henti. Tak ada nama, karena mereka hanya dipanggil berdasarkan nomor urut rantai. Bahkan nisan-nisan batu kubur merekapun hanya mencantumkan angka, tanpa nama. Sangat menyedihkan di jaman itu.
Dengan segala inovasi dan kejelian melihat potensi Kota Sawahlunto serta visi mengembangkan daerah dan kesejahteraan masyarakat melalu sektor pariwisata, Kota Sawahlunto kini berada diperingkat ke-3 dalam taraf kenaikan pendapatan perekonomian kota dan masyarakat se-Sumatera Barat.
Pemimpin daerah perlu memahami realitas situasi dan kondisi daerah, tetapi kejelian dan kecerdasan seorang pemimpin diperlukan agar mampu ber-inovasi untuk mengubah realitas itu menjadi kekuatan dan peluang.
Pembangunan daerah memang tidak bakal muncul hanya karena visi seseorang, tetapi bila visi itu diyakini oleh sekelompok tim kerja yang kompeten, Kepala Daerah yang visioner, jajaran DPRD yang supportif, dan jajaran birokrat yang capable. Semua pihak berkontribusi dalam perannya masing-masing dengan menghadapi dan mengatasi tantangan bersama.
“Jangan mati sebelum ke Sawahlunto.” Ujar Taufik Effendi (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 2004 -2009) mengomentari betapa eksotik dan indahnya Kota Sawahlunto.
Tiga kali saya telah berkunjung ke Little Dutch ini, dan saya tanyakan ke teman-teman yang mendampingi saya waktu itu, apakah mereka setuju dengan pendapat itu? Satu-satunya jawaban yang saya dapatkan adalah anggukan serentak: ya…kami setuju.
Jadi, jika berniat melihat sejarah, kunjungilah Sawahlunto…
Ni dia kumpulan foto-foto kota sawahlunto
Foto ini diambil dari bukit sebelah utara kota sawahlunto,Salah satu tempat wisata di kota Sawahlunto "Puncak Cemara"
Foto yang disebelah kanan ini di Jepret dari Puncak Polan
Bagi wisatawan yang suka sama olah raga paralayang ya di puncak polan itu,lokasi pendaratannya di lapangan
lihat foto di atas
Saya suka foto yang diambil dari sudut ini
Kalau yang ini salah satu icon terbaru kota tua Sawahlunto lokomotif uap yang diberi nama
"Mak Itam"
BUKAN kesawahlunto namanya kalau belum naik Mak Itam
ini foto yang diambil wakti peresmian Mak Itam
=========================================================================
Ini dia Suasana malam kota sawahlunto
ini dia salah satu foto Favorit saya...:)
=========================================================================
Disinilah daerah tempat saya tinggal
hehe,....
Mesjid Agung Nurul Islam
kalau yang ini GPK atau Gedung Pusat Kebudayaan
foto yang ini water boom yang lokasinya di muara kalaban salah satu tempat liburan yang asik
=========================================================================
ini Silo namanya tempat untuk batu bara,tapi sekarang tambang ini sudah tidak terpakai lagi dan menjadi salah satu icon sawahlunto
=========================================================================
Pintu gerbang RSUD kota sawahlunto
=========================================================================
kalau yang Ini pasar kota sawahlunto
=========================================================================
Yang dateng berkunjung ke kota sawahlunto bisa nginep di Hotel Ombilin
=========================================================================
Museum Kereta Api
dari kiri ke kanan
bang Martin, Dani, mas Yogi, Fadli, Asad (Alias saya) hehehe...:)
=========================================================================
Makan Bajamba yaitu tradisi dimana yang acaranya diadakan pada saat Hut Kota Sawahlunto
Sawahlunto pada awalnya tumbuh menjadi kota karena keberadaan penambangan batubara dan perannya akan terus menurun dengan akan berakhirnya penambangan batu bara yang sejak dulu terletak di bawah permukaan tanah. Sehingga untuk eksplorasi batu bara diperlukan terowongan-terowongan untuk menggalinya, berbeda dengan batu bara yang ada di Kalimantan yang berada dipermukaan tanah. Produksi tambang batubara andalah keberadaan kota Sawahlunto sejak 115 tahun lalu, tetapi sekarang sudah sangat menurun.
Berangkat dari persoalan tersebut Ir. H. Amran Nur dengan berbekal pada sejarah panjang Sawahlunto di Sumatera Barat jaman dahulu. Banyaknya aset peninggalan jaman Belanda yang memiliki nilai sejarah tinggi di kota ini. Sehingga pemerintah Kota Sawahlunto berupaya menjadikannya sebagai sarana daya tarik wisata.
“Hal ini bukan bermaksud mengembalikan dendam dan kebencian tetapi untuk kembali membangkitkan kebersamaan dan kemanusiaan sekaligus mengangkat serta mempercepat pembangunan di Sawahlunto” Jelas Amran Nur.
Kerangka pikir seperti itulah yang ia kembangkan. Karena menurutnya “Ciri karakter, kepribadian atau identitas sebuah kota tercermin melalui dimensi yang dilaluinya yang dinyatakan melalui bukti sejarahnya dalam bentuk situs, monumen, bangunan, desa, kampong serta kota atau bagian kota yang bernilai sejarah”. Amran Nur telah berhasil melakukan metamorfosis kota hantu itu menjadi living museum. Bukan hanya gedung-gedung peninggalan penjajah Belanda yang direnovasi secara bertahap, tapi juga bangunan bekas pertambangan, menara-menara, terowongan yang menuju tambang bawah tanah. Berbagai alat produksi dan pengolahan batu bara sisa ombilin dulu juga ikut didandani.
Pemerintah kota Sawahlunto melakukan berbagai konservasi hampir seluruh bangunan tua disana. Bahkan reruntuhan bekas tambang tidak dianggap perusak pemandangan, tapi dijadikan "monumen". Langkah ini yang membedakan Sawahlunto dengan kota lain yang malah meratakan dengan tanah bangunan tua bersejarah.
“Kami juga memanfaatkan bekas stasiun jaman Belanda menjadi Museum Kereta Api Heritage Tourism.” Jelas Gusrial, Kepala Dinas Pariwisata Sawahlunto sembari menemani kami meninjau sarana di museum itu. Rel-rel kereta api dan bangunan tua itu terlihat terawat dengan baik. Stasiun Kereta Api Kota Sawahlunto adalah salah satu museum kereta api ke-2 di Indonesia setelah Ambarawa.
Tak hanya itu, Pemerintah Kota Sawahlunto memugar bekas gudang ransum dan dapur umum tambang di daerah air dingin. Gusrial menjelaskan bahwa bangunan ini dulunya adalah tempat masak untuk makan ribuan kuli tambang yang disebut "orang rantai". Museum ini dinamakan Museum Goedang Ransoem.
Kita harus memberikan apresiasi tinggi bahwa ditangan Amran Nur kota Sawahlunto kini telah menjadi museum hidup yang menyenangkan. Bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda dan juga gua-gua bekas tambang batubara dibuka untuk wisata umum. Tak heran, sekarang Sawahlunto menjadi salah satu kota tujuan wisata utama di Sumatera Barat. Tentu saja sarana rekreasi massal juga dikembangkan oleh Amran Nur. Perhatikan, dia mulai dari membangun Water Boom di Pemandian Air Dingin Desa Muaro Kalaban, Dream Land, renovasi rumah masyarakat cagar budaya, arena motorcross dan juga arena pacuan kuda yang sudah bisa dipergunakan sebagai pacuan tingkat Nasional. Disamping pacuan kuda sekarang sudah berdiri megah Taman Safari yang menyimpan beranega ragam keanggunan satwa Indonesia.
Dengan perubahan-perubahan nyata Kota Sawahlunto, Amran Nur sepertinya ingin mewujudkan tentang Sawahlunto, tentang Sumatera Barat, tentang Indonesia dalam perjalanan kesejarahan. Karena menurutnya, “Potensi Kota Sawahlunto adalah pada aset sejarah dan budaya yang multietnis, bahkan dapat dikatakan sebagai suatu aset terpenting yang membentuk karekteristik utama sosial-ekonomi masyarakat Sawahlunto. Aset budaya ini bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat sebagai suatu warisan budaya semata, namun dapat juga dimanfaatkan sebagai aset pariwisata misalnya, ataupun hal-hal lain yang memberi manfaat ekonomis cukup tinggi.” katanya.
Lubang Mbah Suro sebagai salah satu museum telah dibuka untuk umum, meskipun baru sebagian lorong karena masalah keamanan. Sebelum masuk ke lubang Mbah Suro, para wisatawan musti memasuki Info Box, disitu bisa melihat foto-foto bersejarah tentang keberadaan lubang ini dan kota Sawahlunto lengkap dengan aktifitas dimasa penjajahan. Di Info Box ini juga para wisatawan dibekali dengan sepatu lars dan helm pelindung kepala yang wajib dipakai sebelum masuk ke lubang.
Konon, menurut Gusrial, lubang ini berada dibawah-bawah bangunan-bangunan tua di seantero kota Sawahlunto. Jadi bila semua lubang dibuka bila diukur bisa belasan kilometer untuk menjangkau dari ujung ke ujung. Lubang Mbah Suro ini berpotensi lebih terkenal dibandingkan dengan lubang Jepang di Bukittinggi, selain karena umurnya yang lebih tua, Lubang Mbah Suro memiliki memori yang lebih kental untuk mengenang sejarah "Orang Rantai". Orang-orang tawanan perang jaman penjajahan Belanda yang menjalani hukuman sebagai kuli tambang batubara. “Dengan aset peninggalan itu, kita lebih menghayati arti kemerdekaan bangsa Indonesia.
Apalagi yang bekerja di tambang batubara waktu itu adalah orang-orang hukuman (orang-orang rantai) dari berbagai suku di Indonesia. Sisa-sisa kebudayaan masih ada di sini. Sawahlunto itu miniatur Indonesia," kata Amran Nur, menjelaskan.
Memang, sejarah "Orang rantai" tak akan bisa dilepaskan dari sejarah Sawahlunto. Merekalah para terpidana pemerintah kolonial Belanda yang dipaksa bekerja pekerja tambang batu bara. Orang-orang pekerja paksa itu nyaris tak pernah lepas dari rantai besi, mereka terus bekerja tanpa henti. Tak ada nama, karena mereka hanya dipanggil berdasarkan nomor urut rantai. Bahkan nisan-nisan batu kubur merekapun hanya mencantumkan angka, tanpa nama. Sangat menyedihkan di jaman itu.
Kecerdasan dan Kejelian Memanfaatkan Peluang
Amran Nur mengemudikan Kota Sawahlunto menuju kemajuan dan kesejahteraan dengan melakukan perubahan penting di sektor-sektor unggulan, terutama perubahan tata kota demi mencapai visinya sebagai kota pariwisata. Tentusaja walikota dan jajarannya tidak mungkin bisa melakukan hal itu sendiri. Peran serta warga kota sangat di butuhkan. Lantas bagaimana caranya melibatkan warga kita agar turut berkontribusi terhadap pembangunan “Litte Dutch”? Tentu tidak mudah, tetapi Amran mensiasati dengan menyediakan dana bantuan Rp. 10 juta untuk renovasi atau mempercantik rumah warga yang berada di jalur wisata. Dengan cara ini kota Sawahlunto menjadi tampil lebih cantik. Setiap warga menjadi tertantang untuk berkontribusi terhadap tumbuhnya semangat menghidupkan kota ini menjadi kota kecil yang eksotik.Dengan segala inovasi dan kejelian melihat potensi Kota Sawahlunto serta visi mengembangkan daerah dan kesejahteraan masyarakat melalu sektor pariwisata, Kota Sawahlunto kini berada diperingkat ke-3 dalam taraf kenaikan pendapatan perekonomian kota dan masyarakat se-Sumatera Barat.
Pemimpin daerah perlu memahami realitas situasi dan kondisi daerah, tetapi kejelian dan kecerdasan seorang pemimpin diperlukan agar mampu ber-inovasi untuk mengubah realitas itu menjadi kekuatan dan peluang.
Pembangunan daerah memang tidak bakal muncul hanya karena visi seseorang, tetapi bila visi itu diyakini oleh sekelompok tim kerja yang kompeten, Kepala Daerah yang visioner, jajaran DPRD yang supportif, dan jajaran birokrat yang capable. Semua pihak berkontribusi dalam perannya masing-masing dengan menghadapi dan mengatasi tantangan bersama.
“Jangan mati sebelum ke Sawahlunto.” Ujar Taufik Effendi (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 2004 -2009) mengomentari betapa eksotik dan indahnya Kota Sawahlunto.
Tiga kali saya telah berkunjung ke Little Dutch ini, dan saya tanyakan ke teman-teman yang mendampingi saya waktu itu, apakah mereka setuju dengan pendapat itu? Satu-satunya jawaban yang saya dapatkan adalah anggukan serentak: ya…kami setuju.
Jadi, jika berniat melihat sejarah, kunjungilah Sawahlunto…
Ni dia kumpulan foto-foto kota sawahlunto
Foto ini diambil dari bukit sebelah utara kota sawahlunto,Salah satu tempat wisata di kota Sawahlunto "Puncak Cemara"
Foto yang disebelah kanan ini di Jepret dari Puncak Polan
Bagi wisatawan yang suka sama olah raga paralayang ya di puncak polan itu,lokasi pendaratannya di lapangan
lihat foto di atas
Saya suka foto yang diambil dari sudut ini
Kalau yang ini salah satu icon terbaru kota tua Sawahlunto lokomotif uap yang diberi nama
"Mak Itam"
BUKAN kesawahlunto namanya kalau belum naik Mak Itam
ini foto yang diambil wakti peresmian Mak Itam
=========================================================================
Ini dia Suasana malam kota sawahlunto
ini dia salah satu foto Favorit saya...:)
=========================================================================
Disinilah daerah tempat saya tinggal
hehe,....
Mesjid Agung Nurul Islam
kalau yang ini GPK atau Gedung Pusat Kebudayaan
foto yang ini water boom yang lokasinya di muara kalaban salah satu tempat liburan yang asik
=========================================================================
ini Silo namanya tempat untuk batu bara,tapi sekarang tambang ini sudah tidak terpakai lagi dan menjadi salah satu icon sawahlunto
=========================================================================
Pintu gerbang RSUD kota sawahlunto
=========================================================================
kalau yang Ini pasar kota sawahlunto
=========================================================================
Yang dateng berkunjung ke kota sawahlunto bisa nginep di Hotel Ombilin
=========================================================================
Museum Kereta Api
dari kiri ke kanan
bang Martin, Dani, mas Yogi, Fadli, Asad (Alias saya) hehehe...:)
=========================================================================
Makan Bajamba yaitu tradisi dimana yang acaranya diadakan pada saat Hut Kota Sawahlunto