Untuk jenis sakit tertentu, dokter kerap memberikan resep berupa obat sirup. Bagi anak Kecil, terutama, obat sirup lebih mudah ditelan daripada jenis obat lain seperti pil, kapsul, tablet, atau kaplet. Tinggal tuang ke sendok dan meminumnya sesuai aturan pakai.
Yang perlu dikhawatirkan dari penggunaan obat sirup adalah takaran sewaktu meminumnya. Banyak orang yang memakai sendok makan sebagai pengganti sendok takar. Parahnya lagi, ada produsen obat sirup yang tidak memberikan sendok ini dalam kemasannya. Alhasil, pasien pun mau tidak mau memakai sendok apa pun yang bisa dipakai.
Tahukah Anda? Tidak setiap sendok memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama. Satu sendok makan kerap diasumsikan isinya setara dengan 5 mL cairan. Sehingga, ketika tidak ada sendok takar, pasien langsung saja menganggap satu sendok makan setara dengan dosis obat sekali minum. Ini sebenarnya pandangan yang keliru.
“Banyak masyarakat mencari alternatif alat untuk minum obat, salah satunya dengan menggunakan sendok makan. Praktik ini beresiko meningkatkan kesalahan dosis yang dapat membahayakan pasien,” kata Koert van Ittersum, asisten profesor di Georgia Institute of Technology di Atlanta, seperti dikutip HealthDay.Untuk membuktikan adanya kesalahan dosis dalam penggunaan sendok makan, sebanyak 195 mahasiswa diminta untuk mengukur 5 mL obat batuk dengan pengukur standar. Lalu, mereka menuangnya ke sendok makan. Hasilnya, tidak setiap sendok menunjukkan ukuran yang sama. Masing-masing sendok punya besar yang berlainan.
Ketika takaran obat tidak tepat, maka kebihan dosis obat cair bisa membahayakan pasien. Minimal, efek samping yang disebutkan pada petunjuk obat tersebut sangat memungkinkan terjadi.
“Sebaiknya gunakan alat pengukur yang seharusnya digunakan, agar bisa mengukur secara akurat dan menghindari overdosis,” ujar van Ittersum.
0 komentar:
Posting Komentar